Menurut Anda, apakah Gus Dur pantas dianugerahi gelar Pahlawan Nasional?

Powered By Blogger

WELCOME TO ADI SANJAYA BLOG

Mari Kita Berpetualang Melewati Ruang dan Waktu Melalui Sebuah Pesona Perlawatan Sejarah

Rabu, 21 Oktober 2009

SUBDISIPLIN SEJARAH BARU

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah sebagai suatu studi tentang masa lampau berdasarkan dimensi ruang dan waktu tidak dapat dipisahkan dari karakteristiknya sebagai ilmu kemanusiaan (Humaniora). Sejarah mencoba membahas mengenai kronologis perkembangan peradaban manusia, serta mencari hubungan kausalitas secara implisit atau prosesual peristiwa dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hal ini sejalan dengan anggapan/pandangan sejarah yang hakikatnya bersifat sebagai peristiwa unik (sekali terjadi dan tidak akan terulang lagi), sehingga karena itu pula tidak ada usaha menunjukkan sruktur atau pola-pola peristiwa. Semua karakteristik penulisan sejarah yang seperti itu memunculkan karya sejarah konvensional, atau yang bersifat deskriptif naratif.

Namun seiring dengan perkembangan studi sejarah pasca Perang Dunia II, terjadilah beberapa perubahan-perubahan dalam penulisan sejarah, dari penulisan sejarah yang bersifat deskriptif naratif menjadi penulisan sejarah yang bersifat analitik struktural. Hal ini disebabkan karena pada fase ini sejarah mulai ditempatkan pada salah satu bagian dari disiplin ilmu sosial. Posisi seperti itu membuat penulisan sejarah pada fase pasca Perang Dunia II lebih dekat dengan sub-disiplin ilmu sosial lainnya, bahkan penulisan sejarah justru menggunakan pendekatan konsep-konsep serta teori-teori ilmu-ilmu sosial. kedekatan orang-orang sejarah dengan sekumpulan ahli-ahli ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ahli sosiologi, antropologi, ilmu politik, ekonomi dan lainnya, yang ingin menggeser peran para orientalis sebelumnya dan mereka lebih tertarik pada fenomena kontemporer yang lebih mengandalkan teori/metodologi ilmu sosial. Mungkin ini disebabkan oleh karena sarjana baru itu memang lebih tertarik, sedikitnya pada permulaannya pada aspek-aspek perkembangan masyarakat modernnya, daripada situasi masyarakat tradisionalnya. Yang terutama menjadi perhatian mereka adalah perkembangan politik serta perubahan sosial dari masalah sastra dan filsafat. Ketertarikan mereka pada gambaran sejarah yang lebih kontemporer karena perkembangan yang lebih kontemporer ini dianggap lebih memberi gambaran tentang latar belakang dari peristiwa-peristiwa masa kini. Pada fase inilah penulisan sejarah dikatakan telah bersifat analitik struktural, yang mempunyai ciri-ciri berbeda dari penulisan sejarah deskriptif naratif.

Beranjak dari latar belakang di ataslah maka kami berkeinginan untuk menulis makalah kecil ini yang berjudul ”Beberapa Subdisiplin Sejarah Baru”. Selain sebagai sarana menambah kemampuan pedagogis, makalah ini juga merupakan suatu media presentasi dalam mata kulian Metodologi dan Historiografi Sejarah.

2. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah di atas, maka dapat kemi rumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

a. Bagaimana analisa anda mengenai adanya kecenderungan penulisan sejarah yang bersifat analitik struktural pasca Perang Dunia II, serta bagaimana ciri-ciri studi sejarah yang demikian?

b. Coba temukan beberapa hasil karya sejarah (penelitian sejarah) yang telah menggunakan teori/metodologi ilmu sosial dalam analisanya. Kemudian diskusikan ciri-ciri metodologisnya dan masukkan dalam salah satu kategori subdisiplin sejarah baru, serta identifikasi teori-teori yang digunakannya.

c. Coba buat bandingan antara karya-karya sejarah konvensional (deskriptif naratif) dan karya-karya sejarah baru (analitik struktural). Kemudian coba diskusikan dan simpulkan hal-hal yang bersifat positif dan yang bersifat negatif dari masing-masing kategori karya sejarah yang ada.

3. Tujuan

    1. Untuk mengetahui penyebab kecenderungan penulisan sejarah yang bersifat analitik struktural pasca Perang Dunia II, serta ciri-ciri studi sejarah yang demikian.
    2. Untuk mengetahui hasil karya sejarah (penelitian sejarah) yang telah menggunakan teori/metodologi ilmu sosial dalam analisanya serta ciri-ciri metodologisnya dan teori-teori yang digunakannya.
    3. Untuk mngetahui perbandingan bandingan antara karya-karya sejarah konvensional (deskriptif naratif) dan karya-karya sejarah baru (analitik struktural), serta menyimpulkan hal-hal yang bersifat positif dan yang bersifat negatif dari masing-masing kategori karya sejarah yang ada.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Perkembangan studi sejarah analitik struktural baru mulai berkembang setelah Perang Dunia II, cenderung didorong oleh dua faktor utama, yaitu kedekatan orang-orang sejarah dengan sekumpulan ahli-ahli ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ahli sosiologi, antropologi, ilmu politik, ekonomi dan lainnya, yang ingin menggeser peran para orientalis sebelumnya (yang tertarik pada fenomena sejarah lama) dan mereka lebih tertarik pada fenomena kontemporer yang lebih mengandalkan teori/metodologi ilmu sosial. Mungkin ini disebabkan oleh karena sarjana baru itu memang lebih tertarik, sedikitnya pada permulaannya pada aspek-aspek perkembangan masyarakat modernnya, daripada situasi masyarakat tradisionalnya. Yang terutama menjadi perhatian mereka adalah perkembangan politik serta perubahan sosial dari masalah sastra dan filsafat. Ketertarikan mereka pada gambaran sejarah yang lebih kontemporer karena perkembangan yang lebih kontemporer ini dianggap lebih memberi gambaran tentang latar belakang dari peristiwa-peristiwa masa kini.

Penulisan sejarah yang bersifat analitik struktural tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    1. Menekankan pemanfaatan konsep-konsep, teori serta kerangka berpikir, yang umumnya diambil dari ilmu-ilmu sosial, dalam membahas kompleksitas hubungan peristiwa;
    2. Lebih menekankan pada pembahasan struktur peristiwa, berupa pola-pola hubungan kausal, daripada gambaran prosesual peristiwa;
    3. Struktur peristiwa/hubungan kausal sejarah menjadi eksplisit dan memberi corak pada pembahasan peristiwa daripada hanya bersifat implisit dalam gambaran kronologis peristiwa;
    4. Pusat perhatiannya tidak hanya peristiwa politik, tetapi berbagai aspek kehidupan yang tercermin dalam peristiwa, dan karena itu pula tidak hanya menaruh perhatian pada tokoh-tokoh politik/kekuasaan, namun juga bisa rakyat kebanyakan atau komponen masyarakat nonelitis;
    5. Lebih ingin menampilkan struktur serta pola-pola umum dari peristiwa, yang berarti pula penekanannya bukan pada peristiwa sebagai sesuatu yang unik.

2. Bandingan antara karya-karya sejarah konvensional (Deskriptip Naratif) dan karya-karya sejarah baru (Analitik Strutural) :

Penulisan sejarah naratif masih diteruskan sampai pada zaman romawi dan berlanjut pada zaman pertengahan. Penulisan sejarah pada abad pertangahan memiliki kekhasan yaitu masuknya pengaruh kepercayaan dalam agama Kristen secara dominan. Semangat jiwa jaman dan ikatan budaya (Zeitgeist dan Gebudenheid) penulisan sejarah seperti ini, kemudian ditinggalkan pada zaman renaissance. Orientasi penulisan sejarah pada abad pertengahan yang bersifat Theosentris mulai bergeser kearah Anthroposentris yaitu dari penulisan sejarah yang ditentukan oleh kekuasaan di luar manusia (Tuhan) menjadi lebih menekankan pada kejadian-kejadian di dunia ini dan ditentukan oleh manusia sendiri. Dilihat dari disiplin ilmu sejarah, corak utama karya sejarah pada waktu itu adalah upaya untuk merekonstruksi peristiwa yang telah terjadi berdasarkan bukti-bukti dan fakta-fakta seakurat mungkin. Tujuan utama adalah menghasilkan uraian sejarah yang menggambarkan dan menjelaskan kejadian dari awal sampai akhir berupa “ekspresi genetis”.

Sejak abad ke 17-18 telah dikembangkan metode khusus untuk sejarah, meminjam dari ilmu filologi. Dengan prosedur kerja : (1) diawali dengan upaya menemukan jejak-jejak peristiwa (Heuristik), (2) Kemudian menguji keabsahannya (Kritik sumber), (3) Diinterpretasikan (Mencari hubungan-hubungan intrisiknya), (4) Dibangun dan disusun gambaran ceritanya (Historiografi). Karakteristik gambaran sejarah naratif seperti itu belum memerlukan kerangka berpikir konseptual.

Sedangkan karya-karya sejarah baru (Analitik Strutural) perkembangannya baru terjadi sejak awal abad ke-20 dengan dipelopori sejarawan Perancis Marc Bloh dan Lucien Feburre, yaitu dengan membuat upaya analisis historis dengan dukungan konsep-konsep teoritik yang diambil dari ilmu-ilmu sosial. Kejadian ini didasari oleh kesadaran bahwa fenomena sejarah sebenarnya bersifat kompleks dan untuk memehaaminya (Verstehen) diperlukan perangkat-perangkat pisau analisis yang memadai sebagai konsekuensinya ada upaya saling mendekati antara sejarawan dan ahli-ahli ilmu sosial (Reapproachment). Sejak itu studi sejarah, disamping bersifat kritis juga berkembang kearah sifat analitik, atau disamping sebagai ilmu humaniora juga sebagai ilmu berperspektif Sosio-kultural.

No

Jenis Sejarah

Positif

Negatif

1

2

Sejarah Konvensional

Sejarah Analitik Struktural

1. Hubungan kausal sudah diperhatikan walaupun tidak ditampilkan secara eksplisit.

2. Tujuan utamanya adalah menggambarkan urutan-urutan peristiwa atau unsur prosesual peristiwa.

3. Memandang sejarah bersifat sebagai peristiwa yang unik dan terjadi hanya sekali.

1. Melihat kejadian secara structural dalam arti selain mengidentifikasi unsure-unsur faktanya sebagai individual tetapi juga mampu mengkatagorisasikan dalam pola-pola serta kecenderungan.

2. mampu menjelaskan hubungan-hubungan kausal yang dapat dikembalikan pada kondisi-kondisi atau struktur yang diciptakan situasi yang cenderunmg kearah peristiwatersebut disamping adanya faktor khusus yang mendorong kecenderungan tersebut menjadi kejadian yang sebenarnya.

3. Melalui analisis struktural bisa ditemuakan secara eksplisit factor-faktor yang memiliki hubungan secara langsungdengan peristiwa sejarah.

4. memiliki metode ilmiah

5. Disusun secara sistematis.

1. Multidimensionalitas peristiwa sejarah tidak diakui, sebuah peristiwa hanya digambarkan secara deskriptif-naratif.

2. Tidak membahas sejarah secara kompleks.

3. Belum menggunakan konsep-konsep teoritik atau kerangka berpikir terutama dalam menganalisis hubungan kausal peristiwa sejarah.

4. Tujuan akhir penuilisannya hanya menggambarkan urutan peristiwa.

5. Lebih menekankan peran tokoh-tokoh / elite pengusaha sebagai panentu peristiwa.

1. Lebih menekankan pada pembahasan struktur peristiwa , berupa pola-pola, hubungan-hubungan kausal daripada gambaran prosesual peristiwa.

3. Karya tulis Jan Breman (1988) dengan judul Menjinakkan Kuli Politik Kolonial, Tuan Kebun, Dan Kuli Sumatra Di Timur Pada Awal Abad ke 20.

Kawasan yang bisa di manfaatkan untuk pembukaan perusahaan perkebunan di Sumatra Timur sangat luas, dan secara ekologis areal tersebut sangat tepat di gunakan sebagai kawasan bisnis, namun kendalanya terletak pada kesulitan mendapatkan tenaga kerja karena penduduk lokal, orang Melayu dan Batak tidak begitu banyak dan pola kehidupan mereka berpola subsistensi, apa yang diberikan alam sudah memadai sehingga keperluan berburuh guna mendapatkan uang menjadi tidak begitu mendesak sehingga buruh banyak didatangkan dari Jawa (dimensi sosial). Namun dalam perkembangan selanjutnya dengan berbagai pertimbangan, misalnya jarak yang lebih dekat sehingga ongkos kuli yang lebih murah dan sifat orang Jawa yang nrimo, pasrah, jinak, dan tidak pernah mempersoalkan masalah upah, sehingga mereka sangat digemari. Perekrutan kuli dilakukan oleh calo atau agen tenaga kerja yang kebanyakan adalah mantan kuli yang sengaja dikirim ke kampung halamannya guna membujuk orang lain untuk mengikuti langkahnya yang akan dapat menghasilkan uang (dimensi ekonomi). Secara substansial, karya tersebut mencakup bagaimana kehidupan sosial ekonomi rakyat Sumatera. Dalam pemaparan di atas dimensi ekonomi lebih menekankan menyangkut konsep ekologis serta perilaku historis dari masyarakat. Sedangkan dimensi ekonominya lebih menekankan pada perdagangan (perdagangan budak). Melihat pemaparan dari masing-masing dimensi, maka karya tersebut dapat dikategorikan ke dalam sub disiplin Sejarah sosial ekonomi.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Melihat dari beberapa pembahasn di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagi berikut.

a. Perkembangan studi sejarah analitik struktural baru mulai berkembang setelah Perang Dunia II, cenderung didorong oleh dua faktor utama, yaitu kedekatan orang-orang sejarah dengan sekumpulan ahli-ahli ilmu-ilmu sosial lainnya yang ingin menggeser peran para orientalis sebelumnya dan mereka lebih tertarik pada fenomena kontemporer yang lebih mengandalkan teori/metodologi ilmu sosial.

b. Penulisan sejarah naratif masih diteruskan sampai pada zaman romawi dan berlanjut pada zaman pertengahan. Sedangkan karya-karya sejarah baru (Analitik Strutural) perkembangannya baru terjadi sejak awal abad ke-20 dengan dipelopori sejarawan perancis Marc Bloh dan Lucien Feburre, yaitu dengan membuat upaya analisis historis dengan dukungan konsep-konsep teoritik yang diambil dari ilmu-ilmu sosial. Masing-masing karya sejarah tersebut memiliki aspek posiif dan negatif melalui suatu perbandingan komparatif.

c. Salah satu karya sejarah yang ditemukan adalah sebuah karya yang berjudul ” Menjinakkan Kuli Politik Kolonial, Tan Kebun, Dan Kuli Sumatra Di Timur Pada Awal Abad ke 20”. Dalam pemaparannya, dimensi ekonomi lebih menekankan menyangkut konsep ekologis serta perilaku historis dari masyarakat. Sedangkan dimensi ekonominya lebih menekankan pada perdagangan (perdagangan budak), sehingga karya tersebut lebih masuk ke jenis sub disiplin Sejarah sosial ekonomi.

2. Saran

Dengan terselesaikannya pembahasan di atas, maka dapat kami sarankan hal-hal sebagai berikut.

    1. Kepada pemerintah, agar lebih memperhatikan perkembangan-perkembangan di dunia akademik, khususnya dalam hal penelitian dan penulisan sejarah, agar karya sejarah yang dihasilkan tidak bersifat subjektif dan mengarah pada kepentingan rezim penguasa saja.
    2. Kepada masyarakat, agar lebih peka terhadap perkembangan fenomena-fenomena sosial yang dapat mempengaruhi keteraturan sosial sehingga masyarakat bisa mengkritisi berbagai fenomena sosial yang terjadi.
    3. Kepada para penulis lainnya, agar dapat mengkaji topik ini dari aspek dan sudut pandang yang berbeda sehingga bisa saling melengkapi dan mendapatkan tulisan yang lebih berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar